PERENCANAAN MANAGEMEN PADANG PENGGEMBALAAN KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

PERENCANAAN MANAGEMEN PADANG PENGGEMBALAAN KECAMATAN MIJEN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH




            Padang penggembalaan adalah suatu daerah padangan dimana tumbuh tanaman makanan ternak yang tersedia bagi ternak yang dapat merenggutnya menurut kebutuhannya dalam waktu singkat. Beberapa macam padang penggembalaan diantaranya padang penggembalaan alam, padang penggembalaan permanen yang sudah ditingkatkan, padang penggembalaan temporer dan padang panggembalaan irigasi. Beberapa cara menggembalakan ternak di padang penggembalaan antara lain yaitu cara ekstensif denga menggembalakan ternak di padangan yang luas tanpa erosi, semi-ekstensif dengan melakukan rotasi namun pemilihan hijauan masih bebas, cara intensif dengan melakukan rotasi tiap petak dengan hijauan dibatasi, strip grazing dengan menempatkan kawat sekelilig ternak yang bisa dipindah dan solling dengan hijauan padangan yang dipotong dan diberikan ada ternak di kandang.
            Lahan penggembalaan ternak di Indonesia banyak mengalami kerusakan, yang semula merupakan padang rumput telah terintervensi oleh gulma kemudian menjadi tanah kritis. Kerusakan padang penggembalaan tersebut antara lain disebabkan karena hijauan asli setempat produksi dan kualitasnya rendah, kurang responsive terhadap perbaikan unsur hara tanah.
Bagi daerah yang memiliki sosial budaya memelihara ternak secara ekstensif, keberadaan padang penggembalaan sangat diperlukan. Oleh karena itu perlu adanya upaya perbaikan terhadap padang penggembalaan yang ada serta melakukan perluasan areal padang penggembalaan baru terhadap lahan yang belum dimanfaatkan.


















Macam-macam padang penggembalaan

                 Berdasarkan vegetasinya padang penggembalaan digolongkan dalam beberapa macam diantaranya : 

1.      Padang Penggembalaan Alam

            Padang penggembalaan yang terdiri dari tanaman yang berupa rumput Perennial, produktivitas rendah, floranya relative belum tersentuh oleh manusia. Padang penggembalaan alam tidak ada pohon, belum terjadi campur tanagan manusia, manusia hanaya mengawasi ternak yang digembalakan, sedit masih terdapat gulma, daya tampung rendah.



  2. Padang Penggembalaan Buatan

Padangan yang vegetasinya sudah dipilih/ditentukan dari varietas tanaman yang unggul. Padang penggembalaan adalah tanaman makanan ternak dalam pandangan telah ditanam, disebar, dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman pertanian.            

  3. Padang Penggembalaan yang Telah Diperbaiki

Spesies-spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi) .

  4. Padang penggembalaan dengan irigasi

Padang penggembalaan ini biasanya terdapat di daerah sepanjang aliran sungai atau dekat dengan sumber air. Penggembalaan ternak dijalankan setelah padang penggembalaan menerima pengairan selama 2-4 hari. 



 Faktor yang mempengaruhi padang penggembalaan

1. Air
Air yang terbatas mempengaruhi fotosintesis dan perluasan daun pada tanaman karena tekanan air mempengaruhi pembukaan pada stomata perluasan sel.  Air berfungsi untuk fotosintesis, penguapan, pelarut zat hara dari atas ke daun. Jika ketersediaan air terpenuhi maka seluruh proses metabolisme tubuh tanaman berlangsung, berakibat produksitanaman tinggi.

 2. Intensitas Sinar

Intensitas sinar di bawah pohon atau tanaman pertanian tergantung pada bermacam-macam tanaman, umur, dan jarak tanam, selain waktu penyinaran. Keadaan musim dan cuaca juga berpengaruh terhadap intensitas sinar yang jatuh pada tanaman selain yang ada di bawah tanman utama.

 3. Spesies

            Kemampuan suatu tanaman untuk beradaptasi dengan lingkungan dan faktor genetik berpengaruh pada produktivitas tanaman tersebut. Tanaman satu dengan tanaman lain mempunyai tingkat adaptasi dan genetik yang berbeda-beda.

 4. Temperatur

Tanaman memerlukan temperatur yang optimum untuk melakukan aktivitas fotosintesis. Temperatur tanah berpengaruh terhadap proses biokimia dimana terjadi pelepasan nutrien tanaman dan berpengaruh juga pada absorbsi air dan nutrien.

  5. Curah hujan

Curah hujan bverpengaruh pada produksi bahan kering yang dihasilkan oleh hijauan pakan. Semakin tinggi curahn hujan maka produksi bahan keringnya akan semakin rendah.

` 6. Tanah

            Tanah berufngsi sebagai mendukung pertumbuhan tanaman sebagai sumber hara dan mineral, kesuburan tanah juga ditentukan oleh kelarutan zat hara, PH, kapasitas pertukaran kalori, tekstur tanah dan jumlah zat organiknya.






Potensi Lahan Penggembalaan

Total luas padang penggembalaan dan kebun  di Kecamatan Mijen  jauh dari cukup untuk mendukung populasi ternak  pada tahun 2011, hewan ternak tersebut berupa sapi perah dan sapi biasa (1881 ekor), kerbau (422 ekor), kemudian kuda (6 ekor) dan domba/kambing (3136 ekor) di wilayah ini. Selain aspek luas lahan, penggembalaan di wilayah ini masih berupa padang rumput alam dengan atribut produktivitas hijauan rendah (kuantitas dan kualitas). Umumnya, padang penggembalaan alam dikenal dengan daya-tampung (carrying capacity) yang rendah. Padang penggembalaan di Kecamatan Mijen saat ini (330.025 ha) kemudian kebun saat ini (2,197.177 ha). Oleh karena itu, pengembangan hewan ternak di wilayah ini sangat memerlukan peningkatan; luas lahan (ekstensifikasi) dan daya-tampung (intensifikasi) padang penggembalaannya.

   












             






Ekstensifikai

Upaya peningkatan populasi ternak melalui ekstensifikasi padang penggembalaan memang sangat sulit di saat kompetisi penggunaan lahan semakin ketat, tetapi tidak berarti tidak mungkin. Dua cara yang mungkin dilakukan adalah :

1.      Pembuatan peta potensi wilayah dan komoditi unggulan (prioritas), sehingga   dapat mengidentifikasi peluang penetapan kawasan atau lokasi-lokasi baru sebagai pengembangan padang penggembalaan ; dan

2.      Pemanfaatan lahan pertanian produktif sebagai penggembalaan, khususnya   berupa lahanlahan perkebunan .


Intensifikasi

Peningkatan intensitas penggunaan padang penggembalaan (jumlah ternak per-unit lahan) hanya mungkin dilakukan bila didahului dengan perbaikan produktivitas hijauan (kuantitas dan kualitas) padang penggembalaan melalui perbaikan agronomis dan manajemen pemanfaatannya . Cara perbaikan yang umum dilakukan adalah :

1.      Pemupukan, khususnya unsur-unsur makro seperti nitrogen (N) dan pospor (P), serta unsur lainnya sesuai kebutuhan minimum tanaman;

2.      Introduksi tanaman baru, rumput dan/atau legum, yang lebih produktif, dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan sasaran, persisten, dan tahan tekanan (intensitas) penggembalaan;

3.      Penanaman tumbuhan perdu/pohon multi-guna (multipurpose trees) sebagai sumber hijauan tambahan, khususnya pada waktu-waktu hijauan tersedia sangat terbatas, dan berfungsi pula dalam perbaikan gizi ternak

Upaya perbaikan ini merupakan kebutuhan, dan dapat dilakukan pada padang penggembalaan, maupun pada lahan perkebunan yang diintensifkan penggunaannya sebagai penggembalaan ternak . Kebutuhan seperti ini sudah diakui dimana-mana sebagai akibat peningkatan permintaan produk-produk ternak, khususnya daging, sehingga meningkatkan kebutuhan lahan untuk produksi hijauan, dan kebutuhan yang urgen untuk meningkatkan produktivitas per-unit lahan.

Introduksi tanaman, khususnya legum, merupakan satu di antara cara terbaik dan efektif untuk peningkatan produktivitas lahan penggembalaan.  Potensi tanaman kacang-kacangan atau legum (leguminous species) dalam perbaikan kesuburan tanah meliputi peningkatan nitrogen tersedia dan bahan organik tanah diikuti perbaikan daya-ikat air.

Produksi Hijauan

Produksi hijauan, selain dari lahan penggembalaan, harus dapat ditingkatkan dalam arti jumlah dan mutu (quantity and quality), sehingga menjamin kontinuitas ketersediaannya dan pemenuhan kebutuhan ternak. Sumber hijauan tersebut, yang ada di Kecamatan Mijen, adalah kebun rumput  dan tumbuhan alami yang ada di sekitar peternak. Potensi inipun akan memegang perananan penting dalam pengembangan sapi potong, bila mendapat perhatian untuk peningkatan produksi dan pemanfaatannya.


Ekstensifikasi

Perluasan kebun rumput harus dilakukan, antara lain melalui:

1.      Demplot-demplot (demonstration plots yang difasilitasi oleh pemerintah melalui instnasi tehnis terkait, dan

2.      Kebun-kebun hijauan milik perorangan dan/atau kelompok peternak, khususnya lahan yang belum dimanfaatkan, dan/atau pinggiran lahan pertanian dan pekarangan .


 Intensifikasi

Perbaikan produktivitas kebun rumput dapat dilakukan, antara lain  melalui:
1.      Pemupukan, organik dan mineral, khususnya pupuk kandang

2.      Introduksi jenis tanaman yang lebih produktif (dan gizi lebih baik)

3.      Pemanfaatan lahan-lahan pertanian, yang tidak memungkinkan untuk penggembalaan, dengan integrasi tanaman hijauan pakan potongan







Sumber-sumber hijauan (roughage) tersedia lainnya

Ekstensifikasi

Ekstensifikasi yang dimaksudkan di sini adalah penganeka-ragaman sumber hijauan, meliputi ;

1.      Pemanfaatan limbah pertanian setelah panen berupa jerami secara umum, khususnya jerami kacang-kacangan karena masih bernilai gizi tergolong tinggi, misalnya; jerami kacang;

2.      Perubahan orientasi produksi, misalnya tanaman jagung panen muda (baby-corn, dan jagung muda) ;

3.      Komponen tanaman pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai hijauan pakan, tetapi tidak mengganggu tujuan produksi utama, misalnya defoloasi sebagian daun tanaman jagung untuk mengurangi naungan pada sistem tumpangsari, sekaligus dimanfaatkan sebagai hijauan pakan.

Intensifikasi
Sangat penting meningkatkan perhatian, usaha dan tatalaksana pemberian hijauan pada ternak, termasuk dengan perencanaan yang baik oleh peternaknya sebagai pelaku usaha . Intensifikasi perhatian petani/petemak meliputi segala aspek usahanya, tetapi dalam hal ini, secara khusus penyediaan hijauan pakan melalui ;
1.      Pengembangan teknik-teknik pengawetan kering (hay) dan segar (silase), serta pemanfaatan sumber hijauan lain untuk menjamin persediaan pakan utama pengganti hijauan segar (roughage) pada musim atau tujuan tertentu.

2.      Selain teknik pengawetan, pengembangan teknologi pemanfaatan limbah seperti jerami padi dan jagung, serta hijauan lain yang mudah diperoleh tetapi kurang disukai ternak seperti daun johar dalam bentuk pakan komplit yang dikompakkan/dipress (compacted complete feed).


Aturan dan Kebijakan
Secara umum pengembangan suatu jenis usaha dipengaruhi oleh berbagai faktor independen, dan umumnya interdependen. Salah satu faktor itu adalah dukungan aturan dan kebijakan (rules and policies) dari pihak pemerintah. Untuk hal ini, kemauan pemerintah (govermental will), eksekutif dan legislatif secara bersama, merupakan faktor paling menentukan, dengan melibatkan institusi ilmiah/peneliti, antara lain ; perguruan tinggi, serta lembaga/badan penelitan dan pengembangan.

Keberhasilan pengembangan usaha sapi potong sangat ditentukan oleh salah satu dari 3 aspek produksi utama yaitu kecukupan pakan (jumlah dan mutunya), khususnya hijauan, sebagai komponen utama makanan temak tersebut melalui lahan penggembalaan dan produksi hijauan pakan dari berbagai sumber. Ketersediaan lahan dan selanjutnya hijauan pakan perlu pula ditunjang berbagai aturan dan kebijakan, antara lain :

1.      Pemetaan potensi pengembangan penggembalaan dan tanaman hijauan pakan di setiap daerah atau wilayah yang memungkinkan ;
2.      Penetapan lokasilkawasan pengembangan ;
3.      Perencanaan dan pelaksanaan program-program yang terintegrasi antar sektor (instansi tehnis), lebih dari sekedar saling mendukung ;
4.      Pemenuhan (jumlah dan kompetensi) tenaga penyuluh ;
5.      Dukungan dan fasilitas terbentuknya sekolah-sekolah lapang bagi petani/peternak, dan pengadaan sumber informasi/unit layanan yang mudah dan dapat diakses dengan cepat oleh masyarakat untuk menyampaikan masalah-masalahnya dan memperoleh bimbingan/jalan keluar ;
6.      Perbaikan intensitas dan frekuensi pelatihan, khususnya dalam hal peningkatan penyediaan hijauan sesuai tuntutan peningkatan populasi ternak sapi yang pasti dinamis seiring meningkatnya permintaan dagingnya. Swasembada daging sapi akan dicapai dan dapat dipertahankan (sustained) bila perkembangan populasi (dan mutu) ternak sapi potong mendahului, atau minimal sama dinamisnya dengan peningkatan angka kebutuhan ; serta
7.      Dukungan penelitian dan pengembangan .

KESIMPULAN
 Seiring meningkatnya permintaan dagingnya. Swasembada daging sapi akan dicapai dan dapat dipertahankan (sustained) bila perkembangan populasi (dan mutu) ternak sapi potong mendahului, atau minimal sama dinamisnya dengan peningkatan angka kebutuhan ; serta Pertambahan penduduk meningkatkan permintaan komoditi hasil pertanian, termasuk hasil temak berupa daging, sebaliknya menyebabkan penyusutan luas lahan produktif sebagai konsekuensi konversi penggunaan lahan. Oleh karena itu, selain upaya ekstensifikasi lahan penggembalaan yang memungkinkan dan intensifikasi agronomis dan pemanfaatannya, integrasi ternak pada lahan-lahan pertanian produktif (Integrated Farming Systems) merupakan pilihan yang paling memungkinkan di Kecamatan Mijen. Integrasi tersebut dapat berupa penggembalaan ternak pada lahan tersebut (on site), atau penanaman sumber hijauan pakan potongan untuk ternak di luar lahan (off site).
Atternatif lainnya adalah intensifikasi pemanfaatan limbah pertanian, termasuk pemanfaatan tanaman pertanian sebagai sumber hijauan, tanpa mengganggu produktivitasnya . Semua alternatif tersebut di atas tidak akan ada artinya tanpa kemauan petani/peternak sebagai pelaku disertai pengetahuan dan keterampilan yang cukup. Oleh karena itu, aspek yang sama pentingnya adalah keterlibatan pemerintah sebagai fasilitator dan memberikan dukungan dalam berbagai bentuk kebutuhan petanilpeternak, berupa bantuan-bantuan pelatihan, tehnis, fasilitas, dan aturan/kebijakan .
DAFTAR PUSTAKA
Amar, Andi Lagaligo. (2014). "Strategi penyediaan pakan hijauan untuk pengembangan sapi potong di Sulawesi Tengah." JITV 19 (03).
Statistik, B. P. (2011). Kecamatan Mijen Dalam Angka.



Komentar

Postingan Populer